Selain gaya hidup orang tua, pola asuh yang diterapkan pun mempengaruhi kesehatan anak. Pola asuh yang kurang baik diindikasikan oleh kurang maksimalnya pemberian ASI, kurang baiknya pola koinsumsi pangan keluarga dan pola perawatan kesehatan dasar terutama bagi anak usia dini.
Guru memang menjadi salah satu pihak yang bertangggung jawab dalam menjaga kesehatan anak, tapi yang paling bertanggung jawab adalah orang tua. Karena anak belajar dari keteladanan dan kebiasaaan, gaya hidup orang tua sangat mempengaruhi. Orang tua yang merokok sangat membahayakan kesehatan anak. Dalam sebuah penelitian di Amerika Serikat 22 persen anak yang orang tuannya merokok mengidap penyakit asma dan pernafasan (Murray dkk, 2004 dalam Santrock, 2007). Selain itu, asap rokok juga menyebabkan anak kekurangan vitamin C (Staruss, 2001 dalam Santrock, 2007).
Selain berbagai penyakit yang berhubungan dengan fisik, kelainan anak yang berhubungan dengan mental pun mempengaruhi kesehatan anak. Penyakit tersebut diantaranya hiperaktif dan pelecehan. Sebagai pendidik PAUD, diperlukan kepekaan untuk melihat berbagai gejala dari kelainan tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut, guru harus berkonsultasi dengan orang tua dan psikologi secara intensif sehingga mengetahui bagaimana seharusnya perlakuan pada anak yang memiliki kelainan tersebut.
Selain asupan makanan dan multivitami, kebersihan menjadi hal penentu pula bagi pertumbuhan dan perkembangan buah hati kita. Peran orang tua di sini sangat penting. Bakteri dan virus yang sering mengancam kesehatan anak memang berada di mana-mana. Kondisi lingkungan sangat perlu diperhatikan. Mulai dari kebersihan pakaian, mainan yang biasa mereka pegang, kebersihan orang-orang yang paling dekat, hingga kebersihan makanan harus diperhatikan. Hal ini juga berhubungan dengan imunitas mereka yang belum kuat. Jika kondisi lingkungan anak tidak diatur dan diperhatikan secara baik dan seksama, maka kesehatan tubuh akan terancam. Anak tidak akan mudah menentukan mana yang bersih atau kotor.
Menurut Dokter Spesialis Anak RS PKU Muhammadiyah Sampangan, dr Oktora Wahyu W, SpA, saat ditemui Joglosemar, Kamis (25/8), di ruang praktiknya, sebenarnya banyak sekali yang harus dipersiapkan dan diperhatikan untuk si buah hati, khususnya dalam rangka menghadapi Lebaran, mendatang. Namun kebanyakan adalah persiapan umum dan yang paling penting adalah persiapan fisiknya atau kesehatan anak.
Hal yang paling sering menjadi penyebab sakitnya anak adalah faktor makanan. Kebiasaan untuk jajan sembarangan menjadi faktor penting bagi perkembangan ke depannya. Anak yang cenderung jajan sembarangan akan rentan sakit. Mereka harus diajarkan sejak dini bagaimana harus memilih makanan dan minuman mana yang boleh atau tidak boleh dimakan. Lalu diajarkan keharusan untuk cuci tangan memakai sabun sebelum makan. Kebiasaan kecil seperti ini sangat penting demi terciptanya imunitas tubuh yang baik. Ketika kebiasaan hidup bersih ditekankan diharapkan kesehatan anak juga tetap terjaga .
Yang paling penting bagi para orangtua adalah si buah hati tidak rewel dan mengganggu kesibukannya. Dan sering pula karena hal tersebut, anak-anak jadi malah mudah sakit atau bahkan sakit saat Lebaran. Kadang juga malah terjadi suatu kecelakaan kecil karena kekurangwaspadaan orangtua mengawasi anak sehingga anak malah tidak bisa merayakan Idul Fitri. Misalnya saja banyak berita tentang orangtua yang membiarkan anak-anaknya bermain kembang api atau mercon tanpa pengawasan, sehingga mengakibatkan kebakaran rumah atau bahkan kematian pada anak karena terkena mercon. Sungguh sangat disayangkan, maka dari itu, seharusnya selama mempersiapkan segala sesuatu untuk Lebaran, kesehatan anak juga tidak boleh diabaikan.
Sumber :kesehatananak.org
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar