Sering sekali aktivitas merokok disamakan dengan membakar uang kertas. Anda bisa membayangkan sendiri biaya yang akan dihabiskan perokok dalam 10 tahun untuk membeli rokok akan melebihi biaya untuk berangkat haji, uang registrasi masuk perguruan tinggi, uang muka beli rumah, dll.
Banyak perokok yang tidak sadar bahwa biaya yang dikeluarkan untuk membeli rokok sangat tinggi. Anda akan banyak kehilangan kesempatan bila Anda melakukan aktivitas merokok dalam kurun waktu sepuluh tahun saja.
Coba Anda hitung sendiri kira-kira dalam satu hari Anda menghabiskan berapa bungkus rokok. Kita ilustrasikan saja dalam satu hari menghabiskan 1 bungkus rokok, biaya untuk membeli satu bungkus rokok kurang lebih sekitar Rp. 10.000, jadi dalam sebulan akan menghabiskan Rp. 300.000 dan akumulasi biaya selama setahun sekitar Rp. 3.650.000.
Nah, sekarang seandainya Anda melakukan aktivitas selama 10 tahun saja, Anda sudah menghabiskan sekitar Rp. 36.500.000 dalam 10 tahun. Coba Anda bayangkan, ternyata biaya yang akan Anda keluarkan selama 10 tahun sangat besar, yang mungkin biaya tersebut dapat Anda gunakan untuk kebutuhan-kebutuhan lain yang lebih bermanfaat.
Menurut seorang peneliti dari Lembaga Demografi FEUI, Abdillah Ahsan, Jumat (25/5/2012) mengatakan “Itu biaya yang habis untuk dibakar, bahkan melebihi biaya naik haji, uang pangkal masuk S1 UI, DP rumah, renovasi rumah, DP mobil, beli motor, modal usaha kecil, franchise makanan ringan, dan lain-lain.”
Pada tahun 2009, data yang ditunjukan Lembaga Demografi FEUI benar-benar sangat mengejutkan karena, ada sekitar 68% (7 rumah tangga dari 10 rumah tangga yang mengeluarkan uang untuk membeli rokok). Bahkan terdapat juga warga miskin yang mengeluarkan uang karena digunakan membeli rokok, persentasenya sekitar 57% (6 rumah tangga dari 10 rumah tangga miskin yang mempunyai pengeluaran hanya untuk membeli rokok).
Jika dibandingkan dengan kebutuhan sehari-hari dalam rumah tangga, maka akan banyak sekali kesempatan yang hilang pada rumah tangga miskin karena beberapa dari penghasilannya dialokasikan untuk membeli rokok, bahkan pengeluarannya dapat lebih besar dari sebelas kali untuk biaya pembelian daging, tujuh kali untuk biaya pembelian buah-buahan, enam kali untuk biaya pendidikan, lima kali untuk biaya telur dan lima kali untuk biaya kesehatan.
“Artinya, kalau keluarga miskin yang merokok itu berhenti merokok dia bisa beli daging 11 kali lipat,” ujar Abdilah.
Menurut Abdilah, sebaiknya untuk rumah tangga miskin segera berhenti dari kebiasaan buruk ini, karena ini merupakan hal terbaik yang dapat Anda lakukan. Dengan berhenti merokok, berarti Anda dapat mengalihkan uang yang dibakar untuk keperluan pokok dalam rumah tangga.
“Banyak orang miskin yang menyatakan susah untuk bayar uang sekolah, untuk makan. Padahal mereka bisa membeli rokok. Artinya kan ada alokasi dana untuk itu,” tambah Abdillah.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar